Sunday, March 7, 2010

Suatu Hari Di Kota Tua

 



Suatu malam di kota tua, kubuka langit demi seberkas cahaya. Saat fajar menyeruak diantara kelamnya pilar-pilar renta. Menggaris asa dalam dada. Saat hujan merapat dan kita masih berlari. Tertawa, terkadang berteduh di tengah derai air mata. Kini lantainya telah kusam, kaca-kaca pun buram. Kemana kehidupan itu? Mana hidupku yang dulu?


Ketika alam bernyanyi sendu, kutundukkan kepalaku dalam-dalam. Kubiarkan pagi benderang, kubiarkan seseorang tersenyum. Meski jauh dan semakin jauh. Dalam keramaian kota tua.

Sepanjang jalan sunyi ini, musim berganti. Halaman rumahmu kini sepi, tak ada lagi tumbuh mimpi-mimpi. Mengingat mentari dan suara pada subuh hari. Sebuah sungai mengalir di dindingnya. Do`aku selalu terpanjatkan, untukmu seorang.

Tak kutemukan jejakmu di tiap baris cakrawala, diantara awan yang berarak menuju malam. Namun kan kucari hingga ke muara kehidupan. Tempat kita dilahirkan, dan tumbuh dalam kenyataan. Impian berkahir sudah, namun harap takkan mati. Cinta takkan padam..

Hingga sang pagi sempurna, kuuntai peluh penatku kembali padaNya.
Dan berkemas pulang.
Kembali membuka mata.

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search